468x60_id

Perempuan Dengan "P"

Saya tidak mungkin bisa mencintai kamu, ada hal yang kamu belum tahu tentang saya, ungkap Bree (Felicity Huffman) ketika Toby (Kevin Zegers) mengungkapkan rasa cinta kepada Bree.
Bree adalah seorang laki-laki (berpenis) yang telah melakukan "penyesuaian" kelamin menjadi seorang perempuan melalui tindakan operasi. Sedangkan Toby, laki-laki muda yang tidak lain adalah anak kandung dari Bree. Toby belum mengetahui jika Bree adalah ayah kandungnya. Walau Toby mengetahui secara tidak sengaja Bree adalah seseorang yang memiliki penis. Toby merasakan Bree adalah sosok perempuan dewasa baik dan telah membantu dirinya keluar dari penjara akibat Narkoba.
Keputusan Bree untuk melakukan penyesuaian kelamin sebagai seorang perempuan mendapatkan tantangan dari keluarganya (ayah dan ibu). Walau akhirnya kedua orang tua dan Toby sendiri mulai pelan-pelan menyadari dan menerima sosok ayah kandungnya sekarang yang telah berubah menjadi seorang ibu.
Itulah penggalan cerita dari film TransAmerika garapan sutradara Duncan Tucker yang berdurasi 103 menit. Saat bersamaan film ini pukul 00.00 (20/11/2011) diputar di siaran televisi Ochannel.
Film ini diputar dan didiskusi bersama dalam peringatan Hari Transgender Internasional, Sabtu (19/11/2011) di Sekretariat Ourvoice, Jakarta Selatan-Indonesia. Setelah akhir film dilakukan diskusi bersama Suniyya (Transeksual), Ienes Angela (Transgender) dan bersama kelompok Lesbian dan Gay dengan moderator Pandu. Hari Transgender sendiri diperingati setiap tahun pada 20 November 2011.
Film itu menunjukkan fakta seorang transeksual masih dapat mempunyai anak, ketika sperma masih dapat diproduksi. Ini meruntuhkan pandangan bahwa seorang Transgender, Gay ataupun Lesbian tidak memiliki anak. Selain persoalan meyangkut kesiapan pribadi, transeksual juga akan berhadapan dengan keluarga, masyarakat dan pandangan agama. Sehingga keputusan menjadi seorang transeksual bukan persoalan yang mudah untuk dihadapi dalam masyarakat yang masih sangat phobia(takut/benci) kepada sesuatu yang berbeda. Terutama perbedaan karena orientasi seksual dan identitas gender.
Untuk sampai pada keputusan melakukan penyesuaian kelamin melalui tindakan operasi dibutuhkan kesiapan mental yang besar. Tetapi tidak semua seorang transeksual ingin melakukan penyesuain kelamin melalui tindakan operasi. Seperti yang diungkapkan oleh Sunniyya, dirinya adalah seorang perempuan dengan apa yang ada dirinya. Perempuan berpenis! Transeksual sendiri meyangkut banyak aspek seperti; sosial, budaya, politik, maupun psikologis. Jadi bukan persoalan alat kelamin phisik belaka (penis-vagina).
Sebagian transeksual mengalami persoalan atas keberadaan tubuh sendiri, ada pendapat seorang transeksual "terperangkap dalam tubuh yang salah". Laki-laki terperangkap dalam tubuh perempuan begitu juga perempuan terperangkap dalam tubuh laki-laki. Memiliki penis tapi merasa perempuan atau bervagina tapi merasa laki-laki.
Sehingga ada yang memutuskan untuk melakukan operasi "penyesuaian" kelamin atau therapy hormon secara medis.
Dibeberapa negara yang menghukum homoseksual seperti Iran, justru melegalkan praktek penyesuain kelamin secara medis, bahkan menjadi sebuah kewajiban bagi seorang transeksual ataupun transgender untuk "meneguhkan" jenis kelaminnya. Menjadi Laki-laki atau perempuan. Padahal jenis kelamin manusia tidak bisa ditentukan oleh tindakan medis semata tetapi ada aspek sosial, budaya, politik maupun psikologis yang perlu dipertimbangkan.
Kita berharap peringatan hari Transgender tahun 2011 akan mendorong semua pihak khususnya negara untuk memberikan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan kepada transgender dan transeksual sebagai warga negara. Pada akhir acara setiap peserta menorehkan tanda tangan dan pesan pendek diatas kertas plano bagi pemajuan hak-hak transgender, sambil menghidupkan lilin sebagai simbol harapan masa depan yang masih terang.
*Sekum Ourvoice

0 komentar:

Posting Komentar