Manusia mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan dan hanya amal yang membedakannya. Tetapi faktanya, kaum waria masih banyak dipandang sebelah mata terutama ketika mereka berniat melaksanakan ibadah dan berlatih menata iman.
Salah satu pemandangan yang sangat khas terlihat di salah satu rumah di Kampung Notoyudan, Gedong Tengen, Jogjakarta. Ditempat ini berdiri sebuah Pesantren yang dikhususkan bagi para waria di Jogja dan sekitarnya. Ditempat ini setiap Senin dan Kamis para santri waria mulai dari waria pengamen, salon, sampai yang masih keluar malam (PSK) meneguhkan iman dengan berbagai kegiatan keagamaan. Meski waria, kami rindu dan tetap ingin dekat dengan Allah ujar Mariyani (48), seorang waria dan sekaligus sang pendiri.
Meski namanya Ponpes Senin-Kamis, kegiatan sudah dimulai sehari sebelumnya dan mulai berlangsung sekitar jam 16.00. Dibimbing para ustaz, mereka belajar membaca Al Quran. Malamnya, kami wirid, lalu baca doa kesehatan, mohon rezeki, sampai tahajud. Tidur sebentar, disambung lagi salat fajar jam 03.30, kemudian salat subuh.
Untuk teman-temannya, Mariyani menyediakan sarung dan mukena untuk sembahyang. "Terserah kawan-kawan mau pakai apa. Sarung silakan, mau pakai mukena juga boleh. Yang penting kami bisa sembahyang. Soal diterima atau tidak, hanya Allah yang mengetahui " katanya mantap.
Ada yang kontra dengan kegiatan pesantren waria ini karena dianggap menodai agama karena menjalankan ibadah dengan tidak semestinya. Ini karena Islam membedakan tata cara ibadah bagi pria dan wanita.
Berbeda dengan pendapat tersebut, Ketua MUI yogyakarta jauh lebih bijak dalam menyikapi pesantren waria ini. Menurut beliau kegiatan pesantren waria ini positif adanya. Setidaknya ada niat baik yang tumbuh dari para waria untuk mendekatkan diri padaNya.
Sekalipun mereka masih melanggar hukum agama tetapi niat baik tetaplah harus dihargai. Siapa tahu mereka bisa menemukan hidayah Allah dari kegiatan pesantren waria ini dan kembali ke jalan yang benar.
Mau lihat kegiatannya ? klik aja tuh videonya.
ADA PENDAPAT LAIN...?
Sumber : berbagai sumber
Salah satu pemandangan yang sangat khas terlihat di salah satu rumah di Kampung Notoyudan, Gedong Tengen, Jogjakarta. Ditempat ini berdiri sebuah Pesantren yang dikhususkan bagi para waria di Jogja dan sekitarnya. Ditempat ini setiap Senin dan Kamis para santri waria mulai dari waria pengamen, salon, sampai yang masih keluar malam (PSK) meneguhkan iman dengan berbagai kegiatan keagamaan. Meski waria, kami rindu dan tetap ingin dekat dengan Allah ujar Mariyani (48), seorang waria dan sekaligus sang pendiri.
Meski namanya Ponpes Senin-Kamis, kegiatan sudah dimulai sehari sebelumnya dan mulai berlangsung sekitar jam 16.00. Dibimbing para ustaz, mereka belajar membaca Al Quran. Malamnya, kami wirid, lalu baca doa kesehatan, mohon rezeki, sampai tahajud. Tidur sebentar, disambung lagi salat fajar jam 03.30, kemudian salat subuh.
Untuk teman-temannya, Mariyani menyediakan sarung dan mukena untuk sembahyang. "Terserah kawan-kawan mau pakai apa. Sarung silakan, mau pakai mukena juga boleh. Yang penting kami bisa sembahyang. Soal diterima atau tidak, hanya Allah yang mengetahui " katanya mantap.
Ada yang kontra dengan kegiatan pesantren waria ini karena dianggap menodai agama karena menjalankan ibadah dengan tidak semestinya. Ini karena Islam membedakan tata cara ibadah bagi pria dan wanita.
Berbeda dengan pendapat tersebut, Ketua MUI yogyakarta jauh lebih bijak dalam menyikapi pesantren waria ini. Menurut beliau kegiatan pesantren waria ini positif adanya. Setidaknya ada niat baik yang tumbuh dari para waria untuk mendekatkan diri padaNya.
Sekalipun mereka masih melanggar hukum agama tetapi niat baik tetaplah harus dihargai. Siapa tahu mereka bisa menemukan hidayah Allah dari kegiatan pesantren waria ini dan kembali ke jalan yang benar.
Mau lihat kegiatannya ? klik aja tuh videonya.
ADA PENDAPAT LAIN...?
Sumber : berbagai sumber
0 komentar:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Posting Komentar