468x60_id

Waria juga Punya HAM


Film Banci juga Manusia Karya Gank Gokil
Judul filmnya, banci juga Manusia’, itulah judul film pendek sekaligus tema yang ingin diangkat oleh anak-anak muda jurusan Informatika semester 4, FT Umrah Kepri. Sebuah ide kreatif yang juga dipadu dengan cara yang kreatif, telah membuat saya akhirnya terpikat dengan film ini.
Seperti biasa di matakuliah Kewarganegaraan, anak-anak saya mencoba mengangkat berbagai realitas  yang ada dalam benak mereka dan dituangkan dalam bentuk kreasi film pendek. “Ini sudah jadi bahan renungan saya, kami satu kelompok, bukan sekedar pilih tema,” sanggah Satria Indra yang jadi sutradara sekaligus penulis naskah dari film yang digarapnya bersama Muji Syukur, Andria Sasongko, Agung Prasetya, Yudi Permana, dan Darmawan.
Cerita yang ada di film tersebut mengisahkan seorang waria bernama Mince yang harus menjajakan tubuhnya demi untuk kelangsungan hidupnya. Namun malang nasib Mince, ketika ia sedang mendapatkan pelanggan yang berpeluang memberinya uang dan rencananya akan digunakan untuk membayar tunggakan sewa kamar, Mince harus mengalami penyiksaan oleh satpam yang bertugas di dekat tempatnya biasa mencari ‘pelanggan’.
Tema dan cerita yang diangkat oleh Satria ini memang akhirnya menjadi kontroversi di kalangan teman-temannya. Menurut Aulia, Hari, Abdi, dan teman-teman yang lainnya, mereka berpendapat bahwa ketika Tuhan menciptakan manusia, yang hanyalah pria dan wanita. Tidak ada waria! Maka ketika masyarakat membeci waria, apalagi jika dilihat dari tingkah polahnya yang kebanyakan tidak menyenangkan, masyarakat pun makin menginginkan bahwa waria tidak pantas untuk ada.
Namun Satria bersikeras bahwa inilah memang fakta yang terjadi. Meski waria, ia tetap punya hak. Dan ketika ia menjajakan tubuhnya, ia harus melakukan itu karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dan inilah yang kemudian menjadi perdebatan di kalangan teman-temannya. Untunglah ada Zulham yang berpendapat bahwa seharusnya waria-waria bisa diarahkan untuk melakukan aktivitas lain. Penyiksaan yang menjurus ke arah pelanggaran HAM pun bisa diminimalisir.

Apa yang Salah pada Waria?
Memang, waria tidak sengaja diciptakan Tuhan karena Tuhan hanya menciptakan manusia sebagai pria atau wanita. Namun banyak juga masyarakat yang kurang menyadari, mengapa seseorang menjadi waria? Yang ada hanyalah kesadaran bahwa waria adalah orang yang memang menentang kehendak Tuhan. Itu saja, dan habis perkara!
Padahal, ada beberapa hal yang menyebabkan waria menjadi seperti demikian. Pertama karena lingkungannya. Waria, sebetulnya bisa dikategorikan menular dan menjadi gaya hidup. Tentu saja bagi mereka yang mengalami ini, tidak bisa ‘setulen’ waria yang sesungguhnya tercipta dari kecil.
Beda lagi dengan waria yang didapatnya dari lahir. Bukan salahnya ketika ia dilahirkan dengan jumlah kromosom yang berbeda dengan pria sejenisnya. Akhirnya, ia pun menjadi berbeda jika dibandingkan dengan pria kebanyakan.
Ini pun bisa berpeluang menjadi dua kejadian, mereka yang akhirnya tetap menjadi pria meski berbeda, dan mereka yang akhirnya memilih untuk mengubah keadaan, alias menjadi waria. Nah, yang terakhir ini pun bisa menjadi berbeda-beda, ada yang memilih untuk menjajakan tubuhnya, dan ada yang memang mengubah kondisi dirinya untuk menjadi waria namun tetap ingin hidup secara baik-baik.
Saya pun ketika di kelas mencoba menjelaskan bahwasanya di kawasan Batuampar misalnya, banyak waria yang menjajakan tubuhnya hanya Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu namun memiliki tubuh yang memang tidak berbeda jauh dari wanita, baik fisik hingga (maaf) alat kelaminnya. Nah, apakah mereka bisa dikatakan butuh uang? Sedangkan untuk biaya operasi itu saja bisa membutuhkan uang berjuta-juta dan bahkan hingga ke luar negeri untuk operasinya.
Namun, ada juga para waria yang akhirnya meski berani berbeda, tetapi bisa hidup denagn cara baik-baik. Mbak Merlyn Malang misalnya. Berani hidup dan berkarya dengan aktif di lembaga sosial sampai menerbitkan buku.
Tapi saya tidak juga bermaksud membenarkan mereka yang memilih untuk berabni mengubah kondisi. Tidak sedikit juga para pria yang memiliki kondisi seperti ini tetap memilih mejadi pria, hidup normal, berkeluarga, hingga memiliki anak. Meskipun sekali lagi, terkadang jalan hidup yang sudah dipilih seperti itupun masih dilihat sebelah mata. Masyarakat kebanyakan masih memandang bahwa mereka terlihat aneh secara fisik, secara tingkah laku, dan akhirnya masih menyepelekan kehadirannya.
Jadi, apa yang salah pada mereka ketika memang mereka lahir dalam kondisi kromosom yang berbeda dengan manusia kebanyakan?

Gratis Biaya Salon
Ada sebuah kisah menarik di balik pembuatan film Banci juga Manusia yang dibuat oleh Gank Gokil. Ceritanya, Satria dan kawan-kawannya tersebut membawa Sasongko, sang pemeran waria untuk make up ke salon sekaligus meminjam kostum dari salon tersebut.
“Agak kaget juga Bu pas ditagih, katanya Rp 100 ribu! Tapi karena kami bilang kalau ini adalah tugas kuliah dan untuk memperjuangkan hak para waria juga, jadi digratisin Bu. Mbak salonnya emang waria juga,” cerita Satria.
Cerita lain lagi yang mengalir dari bibir Satria adalah tentang bagaimana mereka melakukan shooting di kala malam hari. “Banci-bancinya juga banyak banget Bu yang ngelihat kami pas shooting. Mungkin dipikirnya ada apa ya?” kata Satria geli.
Nah, penasaran seperti apa filmnya?

0 komentar:

Posting Komentar