468x60_id

”Waria Di Mata Ibu Sinta Nuriyah” - Part 3


Menghadapi problem sosial kemasyarakatan tentang waria, pada dasarnya kondisi mereka harus dilihat secara umum dari sisi kehidupan waria yang merupakan bagian kecil dari permasalahan besar yang ada dalam sosial kemasyarakatan di negara ini.
Oleh karena itu stigma yang ada dalam kelompok itu belum merupakan suatu pembenaran bahwa kelompok waria sebagai penyebab utama berkaitan dengan permasalah efek negatif majunya kehidupan prostitusi yang marak masyarakat saat ini.
“Berdasarkan pertimbangan kemanusiaan dan memperhatikan kemampuan serta sumberdaya manusia yang dimiliki kaum waria, pada dasarnya negara berkewajiban mengarahkan dan mendorong kelompok ini untuk dapat menjadi SDM yang berguna, mengingat aktivitas, kreativitas dan kemampuan yang pernah dicapai oleh kelompok ini dapat dijadikan sebagai sumber yang berhasil guna. Kegiatan positif tersebut seperti kemampuan mereka dalam bidang Tatabusana, Tatakecantikan, Tataboga dan lainnya mengingat jumlah anggota waria didalam kelompok organisasi Forum Komunikasi waria dapat merupakan suatu kekuatan SDM yang dapat diandalkan” beber Ibu Nurlely Darwis.
“Oleh karena itu dengan suatu pengarahan yang positif dan proses pembelajaran yang positif, kelompok waria ini dapat diberdayakan dengan baik, selanjutnya diperlukan perhatian dari stokeholder yang dapat membina mereka sehingga mereka dapat bermanfaat sebagai anggota masyarakat umumnya” lanjutnya lagi.
“Berkaitan dengan Ran AM / Kepres No. 40 tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia dimana salah satu pilar yang menjadi targetnya adalah berkaitan dengan Diseminasi dan Pendidikan HAM. Untuk itu melalui artikel ini saya berharap agar kelompok waria diberi kesempatan untuk menjadi target agar diikutsertakan dalam setiap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, baik itu dalam bentuk Bea Siswa, ataupun tugas belajar lainnya diperguruan- perguruan Tinggi negeri maupun Swasta.” Tutup orang nomor satu di Fakultas Hukum UIC Jakarta itu.

Teks: Awan SB. Author: Ibu Nurlely Darwis (Dekan FH-UIC Jakarta) Foto: Ist

0 komentar:

Posting Komentar