468x60_id

Pemerintah Pakistan Pekerjakan Waria Sebagai Penagih Pajak


Bulan lalu di Asia Calling kita simak bagaimana waria di Pakistan akhirnya diakui sebagai warga negara yang sah di negeri itu.

Mereka kini mendapatkan kartu identitas nasional, yang memberi akses terhadap fasilitas kesehatan negara dan keuntungan lainnya.
Dan untuk pertama kalinya, mereka diberi kesempatan untuk bekerja di kantor pemerintah.
Seperti yang dilaporkan Naeem Sahoutra, para waria ini melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan masyarakat.

Sana, seorang waria 22 tahun, mengetuk pintu sebuah vila mewah di kawasan elit Karachi.
Ia memakai pakaian mirip baju kurung panjang dipadukan celana panjang warna warni dengan tata rias lengkap.
Ia kemari untuk menangih pajak pemerintah yang belum dibayarkan.
"Kadang-kadang pengemplang pajak mau membuka pintu dan berbicara dengan kami, karena mereka tahu, kami bekerja sebagai penagih pajak. Tetapi banyak juga yang nakal. Mereka membanting pintu di depan kami. Kalau itu terjadi, kami akan menggunakan metode tradisional seperti menyanyi atau bertepuk tangan."
Seorang perempuan melongok lewat pintu yang separuh terbuka. Ia pikir Sana adalah seorang pengemis dan ia tak mau keluar.
Tapi setelah Sana menunjukkan tanda pengenalnya dan mengancam akan memutus saluran airnya, perempuan itu pun berjanji kalau suaminya akan segera membayar tagihan itu.
Sampai saat ini kebanyakan masyarakat Pakistan mengaitkan waria dengan prostitusi.
Masyarakat juga kerap malu jika ada waria mendatangi rumah mereka dan ini membuat mereka segera membayar utangnya.
Aziz Soharwardi, Wakil Presiden Dewan Cantonment Clifton (CCB), mengatakan para waria itu melakukan pekerjaan yang luar biasa.
"Ini membuka jalan baru. Kaum waria yang akan mengunjungi pengemplang pajak, dapat diminta menggunakan metode tradisionalnya untuk menarik tunggakan. Dalam delapan bulan terakhir, mereka telah mengumpulkan delapan juta. Ini cukup menguntungkan bagi pemerintah, terlepas dari bagaimana mereka melakukannya."
Pekan lalu orang-orang transeksual merayakan kemenangan yang bersejarah.
Kartu identitas nasional kini punya jenis kelamin ketiga bagi waria atau di Pakistan dikenal dengan Khawaja Sara. Dan pengadilan Tinggi juga telah meminta pemerintah menyediakan pekerjaan bagi mereka.
Keputusan itu memunculkan perayaan seperti ini di segenap penjuru negeri itu.
Tapi sebagain besar kehidupan waria tidak berubah.
Saat ini pukul dua malam di pusat kota Karachi. Neelum, waria berusia 29 tahun, sedang berada di jalanan.
Dia dulunya penari di sirkus tapi kini ia menjajakan diri untuk bertahan hidup.
"Saya hanya merasa bahagia bila dapat meninggalkan profesi ini dan diberi kesempatan untuk melakukan pekerjaan lain. Tapi tampaknya itu takkan mungkin terjadi."
Situasinya lebih buruk bagi waria di wilayah yang masih sering terjadi kekerasan seperti Khyber Pakhtunkhwa.
Milisi Taliban melarang mereka menampilkan tarian tradisional.
Aktivis transgender lokal, Farzana, ingin melihat waria di daerah ini juga dipekerjakan sebagai penagih pajak.
"Kami butuh pekerjaan, dan siap bekerja dengan pemerintah untuk memulihkan utang. Jika pemerintah memberi kami pekerjaan, para pengemplang pajak tidak akan menolak, karena mereka tahu, kami ditunjuk secara resmi. Kami tidak bisa menari lagi dan kini hidupsengsara. Makanya pemerintah harus membantu kami."
Kembali ke Karachi, pejabat Cantonment, Aziz, memuji penangih hutangnya yang baru.
"Saya yakin! Jika mereka diberi posisi yang layak dalam masyarakat, mereka bisa berkontribusi dalam banyak cara. Seperti yang pernah mereka lakukan di sini."
Aktivis HAM gender, Sarah Gill, bermimpi ingin melihat waria tidak hanya jadi pengumpul pajak tapi berada di posisi kekuasaan yang nyata.
"Saya harap setelah sepuluh tahun, saya akan melihat waria duduk di parlemen atau kementrian. Saya ingin saudari saya ada di sana, karena kami punya pendidikan dan kemampuan untuk itu."

0 komentar:

Posting Komentar