468x60_id

Megie Megawati: Waria Juga Manusia

Pengakuan akan sebuah eksistensi terasa menjadi hal yang paling krusial terutama untuk kelompok yang merasa termarjinalkan, seperti kaum waria. Kaum yang memang ada di tengah-tengah kita dan menjadi bagian dari keunikan hidup. Tapi mereka kerap terpinggirkan akibat pandangan sebagaian masyarakat kita. Namun Megie Megawati ketua waria Indonesia membela kaumnya.
"Padahal waria juga manusia," ujar Megie Megawatiseusia jumpa pers Pemilihan Putri Waria 2006, di TMII, baru-baru ini. "Kami hanya butuh sebuah eksistensi atau pengakuan dari masyarakat bukan legalitas. Itu terlalu muluk bagi kami," tambah Megie.
Lebih lanjut Megie mengemukakan sebenarnya banyak kegiatan positif yang dilakukan oleh kaumnya ini tapi tidak pernah terekspos dengan baik. Pemberitaan kaum waria lebih cenderung dari sisi gelapnya seperti terlibat masalah-masalah kriminalitas dan kekerasan seksualitas.
"Padahal kami tidak hanya semacam itu, masih banyak kegiatan positif yang sering kami lakukan seperti penyuluhan dan bimbingan HIV Aids serta berbagai kegiatan positif yang semuanya tak terekspos," papar Megie.
Mengenai Pemilihan Putri Waria 2006, dijelaskan oleh Megie, ini merupakan tindak lanjut dari pemilihan tahun lalu yang batal karena dibubarkan dan diacak-acak oleh organisasi massa."Kita sampai terkencing-kencing di celana, lho," aku Megie lucu. Tapi untuk tahun ini, kata Megie, sudah dipersiapkan lebih matang. “Kami sudah menghubungi beberapa ormas untuk mendukung acara ini. Dan mereka telah bersedia," jelas Megie.
Dalam Pemilihan Ratu Waria 2006 kali ini, tidak hanya kecantikan yang akan dinilai. Tapi juga wawasan mengenai kebudayaan dan pariwisata Indonesia lebih dikedepankan. "Kami ingin menunjukkan bahwa kami juga bisa melakukan pekerjaaan yang orang normal lain bisa kerjakan," tandas Megie yang berprofesi sebagai konsultan nutrisi perusahaan Amerika.

0 komentar:

Posting Komentar